Skizofrenia Disorganisasi, bentuk hebefrenik skizofrenia yang dikemukakan kraepelin disebut Skizofrenia Disorganisasi dalam DSM-IV-TR. Cara bicara mereka mengalami disorganisasi dan sulit dipahami oleh pendengar. Pasien dapat berbicara secara tidak runut, menggabungkan kata-kata yang terdengar sama dan bahkan menciptakan kata-kata baru, seringkali disertai kekonyolan atau tawa. Ia dapat memiliki afek datar atau terus-menerus mengalami perubahan emosi, yang dapat meledak menjadi tawa atau tangis yang tidak dapat dipahami. Perilaku pasien secara umum tidak terorganisasi dan tidak bertujuan; contohnya pasien melilitkan pita ke ibu jari atau bergerak tanpa henti, menunjuk ke berbagai objek tanpa alasan yang jelas. Pasien kadangkala mengalami kemunduran sampai ke titik yang tidak pantas, buang besar di mana saja dan kapan saja, dan benar-benar mengabaikan penampilannya, tidak pernah mandi, menyikat gigi atau menyisir rambut.
Skizofrenia
Katatonik, Simtom-simtom Skizofrenia
Katatonik yang paling jelas adalah simtom-simtom katatonik yang disebutkan
sebelumnya. Pasien umumnya bergantian mengalami imobilitas katatonik dan
keriangan yang liar, namun salah satunya dapat lebih dominan. Para pasien
tersebut menolak perintah dan saran dan seringkali menirukan kata-kata orang
lain. onset reaksi katatonik dapat lebih tiba-tiba dibanding onset
bentuk-bentuk lain skizofrenia, meskipun orang yang bersangkutan kemungkinan
sebelumnya telah menunjukkan semacam apati dan menarik diri dari kenyataan.
Anggota badan orang yang mengalami imobiltas katatonik dapat menjadi kaku dan
bengkak; terlepas dari ketidaksadaran yang terlihat jelas, setelahnya ia bisa
saja mampu menceritakan semua yang terjadi selama stupor tersebut. Dalam
kondisi riang berlebihan orang yang katatonik dapat berteriak dan berbicara
tanpa henti dan tidak runut, dan selalu bergerak cepat dengan semangat penuh.
Skizofrenia Katatonik jarang ditemukan dewasa ini, mungkin karena terapi obat
bekerja secara efektif bagi proses-proses motorik yang aneh tersebut.
Skizofrenia
Paranoid, Diagnosis Skizofrenia
Paranoid diberikan kepada sejumlah
pasien yang akhir-akhir ini dirawat di rumah sakit jiwa. Kunci diagnosis ini
adalah adanya waham. Waham kejaran adalah yang paling umum, namun pasien dapat
mengalami waham kebesaran, di mana mereka memiliki rasa yang berlebihan
mengenai pentingnya kekuasaan, pengetahuan, atau identitas diri mereka.
Beberapa pasien terjangkit waham cemburu, suatu keyakinan yang tidak berdasar bahwa
pasangan seksual mereka tidak setia. Waham lain yang disebutkan terdahulu,
seperti merasa dikejar atau dimatai-matai, juga dapat terlihat jelas.
Halusinasi pendengaran yang jelas dan nyata dapat menyertai waham. Para pasien
yang menderita Skizofrenia Paranoid seringkali mengalami ideos of reference; mereka memasukkan berbagai peristiwa yang tidak
penting kedalam kerangka waham dan mengalihkan kepentingan pribadi mereka ke
dalam aktivitas tidak berarti yang dilakukan orang lain. Contohnya , mereka
mengira bahwa potongan percakapan yang tidak sengaja mereka dengar adalah
percakapan tentang diri mereka, bahwa sering munculnya orang yang sama di suatu
jalan yang biasa mereka lalui berarti mereka sedang diawasi, dan bahwa apa yang
mereka lihat di televisi atau baca di majalah dengan satu atau lain caramerujuk
pada mereka. Para individu yang mengalami Skizofrenia Paranoid selalu cemas,
argumentatif, marah, dan kadang kasar. Secara emosional mereka responsif,
meskipun mereka kaku, formal, dan intens kepada orang lain. mereka juga lebih
sadar dan verbal dibanding para pasien Skizofrenia tipe lain. Bahasa yang
mereka gunakan, meskipun penuh rujukan pada delusi, tidak mengalami
disorganisasi.
Davison C. Gerald. Neale M. John. Kring M. Ann (2010). Psikologi Abnormal Edisi ke-9, RajaGrafindo Persada, Jakarta.