Pages

Jumat, 15 Juli 2016

TIGA TIPE GANGGUAN SKIZOFRENIK YANG TERCANTUM DALAM DSM-IV-TR


Skizofrenia Disorganisasi, bentuk hebefrenik skizofrenia yang dikemukakan kraepelin disebut Skizofrenia Disorganisasi  dalam DSM-IV-TR. Cara bicara mereka mengalami disorganisasi dan sulit dipahami oleh pendengar. Pasien dapat berbicara secara tidak runut, menggabungkan kata-kata yang terdengar sama dan bahkan menciptakan kata-kata baru, seringkali disertai kekonyolan atau tawa. Ia dapat memiliki afek datar atau terus-menerus mengalami  perubahan emosi, yang dapat meledak menjadi tawa atau tangis yang tidak dapat dipahami. Perilaku pasien secara umum tidak terorganisasi dan tidak bertujuan; contohnya pasien melilitkan pita ke ibu jari atau bergerak tanpa henti, menunjuk ke berbagai objek tanpa alasan yang jelas. Pasien kadangkala mengalami kemunduran sampai ke titik yang tidak pantas, buang besar di mana saja dan kapan saja, dan benar-benar mengabaikan penampilannya, tidak pernah mandi, menyikat gigi atau menyisir rambut.

Skizofrenia Katatonik, Simtom-simtom Skizofrenia Katatonik yang paling jelas adalah simtom-simtom katatonik yang disebutkan sebelumnya. Pasien umumnya bergantian mengalami imobilitas katatonik dan keriangan yang liar, namun salah satunya dapat lebih dominan. Para pasien tersebut menolak perintah dan saran dan seringkali menirukan kata-kata orang lain. onset reaksi katatonik dapat lebih tiba-tiba dibanding onset bentuk-bentuk lain skizofrenia, meskipun orang yang bersangkutan kemungkinan sebelumnya telah menunjukkan semacam apati dan menarik diri dari kenyataan. Anggota badan orang yang mengalami imobiltas katatonik dapat menjadi kaku dan bengkak; terlepas dari ketidaksadaran yang terlihat jelas, setelahnya ia bisa saja mampu menceritakan semua yang terjadi selama stupor tersebut. Dalam kondisi riang berlebihan orang yang katatonik dapat berteriak dan berbicara tanpa henti dan tidak runut, dan selalu bergerak cepat dengan semangat penuh. Skizofrenia Katatonik jarang ditemukan dewasa ini, mungkin karena terapi obat bekerja secara efektif bagi proses-proses motorik yang aneh tersebut.

Skizofrenia Paranoid, Diagnosis Skizofrenia Paranoid  diberikan kepada sejumlah pasien yang akhir-akhir ini dirawat di rumah sakit jiwa. Kunci diagnosis ini adalah adanya waham. Waham kejaran adalah yang paling umum, namun pasien dapat mengalami waham kebesaran, di mana mereka memiliki rasa yang berlebihan mengenai pentingnya kekuasaan, pengetahuan, atau identitas diri mereka. Beberapa pasien terjangkit waham cemburu, suatu keyakinan yang tidak berdasar bahwa pasangan seksual mereka tidak setia. Waham lain yang disebutkan terdahulu, seperti merasa dikejar atau dimatai-matai, juga dapat terlihat jelas. Halusinasi pendengaran yang jelas dan nyata dapat menyertai waham. Para pasien yang menderita Skizofrenia Paranoid seringkali mengalami ideos of reference; mereka memasukkan berbagai peristiwa yang tidak penting kedalam kerangka waham dan mengalihkan kepentingan pribadi mereka ke dalam aktivitas tidak berarti yang dilakukan orang lain. Contohnya , mereka mengira bahwa potongan percakapan yang tidak sengaja mereka dengar adalah percakapan tentang diri mereka, bahwa sering munculnya orang yang sama di suatu jalan yang biasa mereka lalui berarti mereka sedang diawasi, dan bahwa apa yang mereka lihat di televisi atau baca di majalah dengan satu atau lain caramerujuk pada mereka. Para individu yang mengalami Skizofrenia Paranoid selalu cemas, argumentatif, marah, dan kadang kasar. Secara emosional mereka responsif, meskipun mereka kaku, formal, dan intens kepada orang lain. mereka juga lebih sadar dan verbal dibanding para pasien Skizofrenia tipe lain. Bahasa yang mereka gunakan, meskipun penuh rujukan pada delusi, tidak mengalami disorganisasi.


Davison C. Gerald. Neale M. John.  Kring M. Ann (2010). Psikologi Abnormal Edisi ke-9, RajaGrafindo Persada, Jakarta.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar