A. Defenisi Psikologi Konseling
Brammer dan Shostrom (1982) mendefenisikan
psikologi konseling, is a synthesis of many related trends found in the
guidance, mental hygiene, psychometrics, social casework, and psychotherapy
movement. Psikologi konseling adalah sintesis dari berbagai kecenderungan yang
berkaitan dalam gerakan bimbingan, kesehatan mental, psikometri, kasus-kasus
social, dan psikoterapi. Sintesis adalah paduan berbagai hal sehingga merupakan
kesatuan yang selaras (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990).
B. Tujuan Psikologi Konseling
Psikologi konseling sebagai ilmu
pengetahuan (scientific) secara umum bertujuan untuk mengembangkan penggunaan
teori-teori psikologi dalam layanan konseling kepada konseli. Teori-teori
psikologi ini di antaranya teori psikologi Freudian, teori psikologi
Behavioristik, dan teori psikologi Humanistik.
Secara khusus,
tujuan psikologi konseling adalah untuk melakukan pengkajian secara sistematis,
logis, dan objektif terhadap variable-variabel konseling. Variable-variabel
konsseling ini sebagai berikut :
Hakikat,
tujuan, prinsip-prinsip, dan asa-asas konseling
Karakteristik
dan kompetisi konselor professional
Karakteristik
konseli dan masalah-masalahnya
Pengembangan
kondisi pikologis yang menunjang berlangsungnya proses konseling
Upaya
mengatasi hambatan-hambatan dalam proses konseling
Pengkajian
dan pengembangan teori-teori psikologi untuk diterapkan ke dalam pelayanan
konseling
Pengkajian
dan pengembangan teknologi dalam konseling
C. Bidang Kaji Psikologi Konseling
Seperti pada ilmu-ilmu lain, psikologi
konseling juga memiliki bidang kaji tertentu, sebagai berikut :
Hakikat,
tujuan, prinsip-prinsip, dan asas-asas konseling
Karakteristik
dan kompetensi konselor professional
Karakteristik
konseli dan masalah-masalahnya
Kondisi
psikologis yang menunjang berlangsungnya proses konseling
Hambatan-hambatan
dalam proses konseling
Teori-teori
psikologi untuk diterapkan ke dalam pelayanan konseling
Penggunaan
teknologi dalam konseling
Ketujuh bidang tersebut merupakan aspek
yang saling berkaitan dalam proses konseling. Artinya kekurangpahaman konselor pada salah satu atau beberapa bidang kaji
konseling, dapat menghambat proses konseling, dan sebaliknya bila konselor
menguasainya , maka konseling yang dibinanya dapat berlangsung secara efisien
dan efektif
D. Metode-Metode pengembangan Psikologi
Konseling
Psikologi konseling sebagai ilmu pengetahuan
(scientific), sangat diperlukan konselor untuk mengendalikan layanan
konselingnya kepada konseli yaitu individu yang membutuhkan bantuan konseling.
Oleh karena itu, keberadaan psikologi konseling harus dikembangkan sedemikian
rupa sejalan dengan dinamika psikososial konseli sebagai individu yang memiliki
keunikan dan sebagai anggota masyarakat. Di pihak lain, dinamika mayarakat
sebagai dampak gelombang globalisasi dewaa ini dapat dihindari lagi, semuanya
ini berpengaruh terhadap komleksitas masalah-masalah konseli.
Dilihat dari waktu pelaksanaannya, metode
pengembangan psikologi konseling dapat dibedakan menjadi dua bagian besar,
yaitu metode longitudinal dan metode cross-sectional.
1. Metode
Longitudinal
Metodelongitudinal
merupakan metode pengembangan yang dilakukan dalam kurun waktu relative lama
untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan. Aktivitas pengembangan dilakukan
hari demi hari , bulan demi bulan, dan tahun demi tahun. Karena itu bila
dilihat dari aspek perjalanan pengembangan, metode ini digunakan untuk
mengembangkan psikologi konseling secara vertical (kedalaman).
Contoh :
Konselor hendak mengembangkan penerapan teori-teori konseling tertentu
seperti teori gestalt, cognitive
behavioral therapy, interaksional, atau transaksional, untuk membantu konseli
yang menderita depresi.
2. Metode
Cross-sectional
Berbeda dengan
metode longitudinal, metode cross-sectional merupakan metode pengembangan yang
tidak membutuhkan waktu terlalu lama, dengan kata lain hanya menggunkan waktu
yang relative singkat dapat diperoleh data-data yang banyak dengan
menggunakan sampel lebih dari satu
konseli. Jadi metode ini digunakan untuk mengembangkan psikologi konseling
secara horizontal.hanya mengumpulkan
data-data secara teliti dari beberapa konseli dengan menggunakan metode-metode
tertentu dan hasilnya dianalisa serta diinterpretasi secara objektif. Metode
yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut :
a.
Metode Introspeksi
Introspeki
atau mawas diri adalah penghayatan terhadap kehidupan psikisnya sendiri, ini merupakan
sumber pengenalan yang penting dalam psikologi konseling. Metode introspeksi
dapat dilakukan secara eksperimental dan noneksperimental.
b. Metode
Ekstrospeksi
Metode
ekstrospeksi adalah pengamatan yang sistematis terhadap kehidupan psikis orang
lain, untuk memahami ciri-ciri khas individu tersebut.metode ini sangat berguna
bila digunakan bersama dengan metode introspeksi.
c.
Metode Kuesioner
Kuesioner atau
sering disebut angket merupakan pengembangan psikologi konseling dengan
menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab secara
tertulis oleh responden dari kegiatan pengembangan terssebut
d. Metode
Interview
Metode
interview disebut juga metode wawancara, yaitu salah satu metode pengembangan
pikologi konseling yang dilaksanakan dengan melakukan wawancara kepada sejumlah
responden dengan menggunakan pedoman wawancara.
e.
Metode Dokumentasi
Secara harfiah
dokumentasi artinya pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan
informasi dalam bidang pengetahuan (kamu Besar Bahasa Indonesia, 1990). Metode
dokumentasi bisa didefenisikan sebagai suatu teknik untuk memperoleh informasi
dengan cara mempelajari berbagai dokumen yang telah didokumentasikan.
f.
Metode Sosiometri
Sosiometri
merupakan metode yang paling tepat untuk memperoleh data mengenai hubungan
social siswa. Dengan tekhnik ini, kita dapat meperoleh data tentang susunan
hubungan antar-individu, struktur hubungan individu, intensitas hubungan, dan
arah hubungan social individu.
g.
Metode Biografi
Biografi atau
disebut riwayat hidup merupakan metode
yang efektif bila digunakan untuk menggali informasi yang mendalam mengenai
berbagai kejadian yang telah dialami oleh individu konseli.
h. Metode
kelompok
Metode
kelompok (group method) merupakan pengembangan yang dilakukan dengan menggunkan
dinamika kelompok (group dinamics). Menurut
Prayitno (2005) dinamika kelompok merupakan ssinergi dari semua factor
yang ada di dalam suatu kelompok.
Metode tes di
era sekarang sangat popular digunakan orang untuk mengumpulkan data kemampuan
individu, baik kemampuan potensial (potential ability) maupun kemampuan nyata
(actual ability).
E. Hubungan Pikologi Konseling dengan Psikiatri
Psikiatri
merupakan spesialisasi yang sulit dibedakan dari kekhususan konseling.
Perbedaan pokok antara psikiatri dan psikologi koneling dapat dilihat dari dua
aspek yaitu :
Pendidikan
tenaga
Dilihat dari
pendidikan tenaga psikiatri lebih ditekankan pada pendidikan medis yang
dibangun di lingkungan kedokteran, sedangkan konsseling lebih ditekankan pada
pendidikan psikopedagogis.
Masalah
konseling
Dilihat dari
masalah konseli, perbedaan lain yang dapat ditonjolkan ialah bahwa psikiatri menangani masalah yang
berhubungan dengan kondisi emosional
yang lebih berat, sedangkan konseling menangani masalah emosi
yang ringan seperti : kecemasan,
stress ringan, depresi, konflik, ketergantungan dan frustasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar