Pages

Jumat, 29 Maret 2013

KONSEP DASAR PSIKOLOGI KONSELING




A.  Defenisi Psikologi Konseling
Brammer dan Shostrom (1982) mendefenisikan psikologi konseling, is a synthesis of many related trends found in the guidance, mental hygiene, psychometrics, social casework, and psychotherapy movement. Psikologi konseling adalah sintesis dari berbagai kecenderungan yang berkaitan dalam gerakan bimbingan, kesehatan mental, psikometri, kasus-kasus social, dan psikoterapi. Sintesis adalah paduan berbagai hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990).

B.  Tujuan Psikologi Konseling
Psikologi konseling sebagai ilmu pengetahuan (scientific) secara umum bertujuan untuk mengembangkan penggunaan teori-teori psikologi dalam layanan konseling kepada konseli. Teori-teori psikologi ini di antaranya teori psikologi Freudian, teori psikologi Behavioristik, dan teori psikologi Humanistik.
Secara khusus, tujuan psikologi konseling adalah untuk melakukan pengkajian secara sistematis, logis, dan objektif terhadap variable-variabel konseling. Variable-variabel konsseling ini sebagai berikut :
*      Hakikat, tujuan, prinsip-prinsip, dan asa-asas konseling
*      Karakteristik dan kompetisi konselor professional
*      Karakteristik konseli dan masalah-masalahnya
*      Pengembangan kondisi pikologis yang menunjang berlangsungnya proses konseling
*      Upaya mengatasi hambatan-hambatan dalam proses konseling
*      Pengkajian dan pengembangan teori-teori psikologi untuk diterapkan ke dalam pelayanan konseling
*      Pengkajian dan pengembangan teknologi dalam konseling

C.  Bidang Kaji Psikologi Konseling
Seperti pada ilmu-ilmu lain, psikologi konseling juga memiliki bidang kaji tertentu, sebagai berikut :
*      Hakikat, tujuan, prinsip-prinsip, dan asas-asas konseling
*      Karakteristik dan kompetensi konselor professional
*      Karakteristik konseli dan masalah-masalahnya
*      Kondisi psikologis yang menunjang berlangsungnya proses konseling
*      Hambatan-hambatan dalam proses konseling
*      Teori-teori psikologi untuk diterapkan ke dalam pelayanan konseling
*      Penggunaan teknologi dalam konseling
Ketujuh bidang tersebut merupakan aspek yang saling berkaitan dalam proses konseling. Artinya kekurangpahaman konselor  pada salah satu atau beberapa bidang kaji konseling, dapat menghambat proses konseling, dan sebaliknya bila konselor menguasainya , maka konseling yang dibinanya dapat berlangsung secara efisien dan efektif
D.  Metode-Metode pengembangan Psikologi Konseling
Psikologi konseling sebagai ilmu pengetahuan (scientific), sangat diperlukan konselor untuk mengendalikan layanan konselingnya kepada konseli yaitu individu yang membutuhkan bantuan konseling. Oleh karena itu, keberadaan psikologi konseling harus dikembangkan sedemikian rupa sejalan dengan dinamika psikososial konseli sebagai individu yang memiliki keunikan dan sebagai anggota masyarakat. Di pihak lain, dinamika mayarakat sebagai dampak gelombang globalisasi dewaa ini dapat dihindari lagi, semuanya ini berpengaruh terhadap komleksitas masalah-masalah konseli.
Dilihat dari waktu pelaksanaannya, metode pengembangan psikologi konseling dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu metode longitudinal dan metode cross-sectional.

1.  Metode Longitudinal
Metodelongitudinal merupakan metode pengembangan yang dilakukan dalam kurun waktu relative lama untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan. Aktivitas pengembangan dilakukan hari demi hari , bulan demi bulan, dan tahun demi tahun. Karena itu bila dilihat dari aspek perjalanan pengembangan, metode ini digunakan untuk mengembangkan psikologi konseling secara vertical (kedalaman).
Contoh : Konselor hendak mengembangkan penerapan teori-teori konseling tertentu seperti  teori gestalt, cognitive behavioral therapy, interaksional, atau transaksional, untuk membantu konseli yang menderita depresi.
2.  Metode Cross-sectional
Berbeda dengan metode longitudinal, metode cross-sectional merupakan metode pengembangan yang tidak membutuhkan waktu terlalu lama, dengan kata lain hanya menggunkan waktu yang relative singkat dapat diperoleh data-data yang banyak dengan menggunakan  sampel lebih dari satu konseli. Jadi metode ini digunakan untuk mengembangkan psikologi konseling secara  horizontal.hanya mengumpulkan data-data secara teliti dari beberapa konseli dengan menggunakan metode-metode tertentu dan hasilnya dianalisa serta diinterpretasi secara objektif. Metode yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut :
a.   Metode Introspeksi
Introspeki atau mawas diri adalah penghayatan terhadap kehidupan psikisnya sendiri, ini merupakan sumber pengenalan yang penting dalam psikologi konseling. Metode introspeksi dapat dilakukan secara eksperimental dan noneksperimental.
b.  Metode Ekstrospeksi
Metode ekstrospeksi adalah pengamatan yang sistematis terhadap kehidupan psikis orang lain, untuk memahami ciri-ciri khas individu tersebut.metode ini sangat berguna bila digunakan bersama dengan metode introspeksi.
c.   Metode Kuesioner
Kuesioner atau sering disebut angket merupakan pengembangan psikologi konseling dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab secara tertulis oleh responden dari kegiatan pengembangan terssebut
d.  Metode Interview
Metode interview disebut juga metode wawancara, yaitu salah satu metode pengembangan pikologi konseling yang dilaksanakan dengan melakukan wawancara kepada sejumlah responden dengan menggunakan pedoman wawancara.
e.   Metode Dokumentasi
Secara harfiah dokumentasi artinya pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan (kamu Besar Bahasa Indonesia, 1990). Metode dokumentasi bisa didefenisikan sebagai suatu teknik untuk memperoleh informasi dengan cara mempelajari berbagai dokumen yang telah didokumentasikan.
f.   Metode Sosiometri
Sosiometri merupakan metode yang paling tepat untuk memperoleh data mengenai hubungan social siswa. Dengan tekhnik ini, kita dapat meperoleh data tentang susunan hubungan antar-individu, struktur hubungan individu, intensitas hubungan, dan arah hubungan social individu.
g.   Metode Biografi
Biografi atau disebut  riwayat hidup merupakan metode yang efektif bila digunakan untuk menggali informasi yang mendalam mengenai berbagai kejadian yang telah dialami oleh individu konseli.
h.  Metode kelompok
Metode kelompok (group method) merupakan pengembangan yang dilakukan dengan menggunkan dinamika kelompok (group dinamics). Menurut  Prayitno (2005) dinamika kelompok merupakan ssinergi dari semua factor yang ada di dalam suatu kelompok.

Metode tes di era sekarang sangat popular digunakan orang untuk mengumpulkan data kemampuan individu, baik kemampuan potensial (potential ability) maupun kemampuan nyata (actual ability).

E.  Hubungan Pikologi Konseling dengan Psikiatri
Psikiatri merupakan spesialisasi yang sulit dibedakan dari kekhususan konseling. Perbedaan pokok antara psikiatri dan psikologi koneling dapat dilihat dari dua aspek yaitu :
*      Pendidikan tenaga
Dilihat dari pendidikan tenaga psikiatri lebih ditekankan pada pendidikan medis yang dibangun di lingkungan kedokteran, sedangkan konsseling lebih ditekankan pada pendidikan psikopedagogis.
*      Masalah konseling
Dilihat dari masalah konseli, perbedaan lain yang dapat ditonjolkan  ialah bahwa psikiatri menangani masalah yang berhubungan dengan kondisi emosional  yang lebih berat, sedangkan konseling menangani  masalah emosi  yang ringan  seperti : kecemasan, stress ringan, depresi, konflik, ketergantungan dan frustasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar