Pages

Jumat, 29 Maret 2013

MAKALAH DASAR-DASAR PERILAKU SOSIAL




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Dasar-dasar perilaku sosial adalah termasuk Perilaku yang refleksif merupakan perilaku yang terjadi sebagai reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme yang bersangkutan.Dalam perilaku yang refleksif respons langsung timbul begitu menerima stimulus.Dengan kata lain begitu stimulus diterima oleh reseptor,langsung timbul respons melalui afektor tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
Pada manusia perilaku psikologis inilah yang dominan,sebagain terbesar perilaku manusia merupaka perilaku yang dibentuk,perilaku yang diperoleh,perilaku yang dipelajari melalui proses belajar.Perilaku yang refleksif merupakan perilaku yang pada dasarnya tidak dapat dikendalikan.Hal tersebut karena perilaku refleksif adalah perilaku yang alami,bukan perilaku yang dibentuk.Perilaku yang operan.
B.     TUJUAN
Tujuan dari DASAR-DASAR PERILAKU SOSIAL antara lain kita dapat berinteraksi dalam berkomunikasi dan bergaul dalam lingkungan yang baru kita ketemui. Materi ini juga bisa membantu banyak dalam masalah yang sering ditemui dalam lingkungan baru yaitu kesalah komunikasi atau yang sering disebut (discommunication).


C.    MANFAAT
Dalam mempelajari perilaku sosial banyak hal yang bisa kita dapat antara lain kita bisa menjadi bijaksana dalam menyikapi lingkungan sekitar dimanapun kita berada, kita juga dapat mengetahui perkembangan sosial dan tingkah laku lingkungan tempat kita berada.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    DASAR-DASAR PERILAKU SOSIAL
Perilaku alami yaitu perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan,yaitu yang berupa refleks-refleks dan insting-insting,sedangkan perilaku operan yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.Perilaku yang refleksif merupakan perilaku yang terjadi sebagai reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme yang bersangkutan.Dalam perilaku yang refleksif respons langsung timbul begitu menerima stimulus.Dengan kata lain begitu stimulus diterima oleh reseptor,langsung timbul respons melalui afektor tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
Pada perilaku yang non-refleksif atau yang operan lain keadaannya.Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak.Dalam kaitan ini stimulus setelah diterima oleh reseptor,kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat susunan syaraf,sebagai pusat kesadaran,kemudian baru terjadi respons melalui afektor.Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini yang disebut proses psikologis.Perilaku atau aktivitas psikologis (Branca,1964).
Pada manusia perilaku psikologis inilah yang dominan,sebagain terbesar perilaku manusia merupaka perilaku yang dibentuk,perilaku yang diperoleh,perilaku yang dipelajari melalui proses belajar.Perilaku yang refleksif merupakan perilaku yang pada dasarnya tidak dapat dikendalikan.Hal tersebut karena perilaku refleksif adalah perilaku yang alami,bukan perilaku yang dibentuk.Perilaku yang operan (Skinner,1976),atau perilaku yang psikologis (Branca,1964) merupakan perilaku yang dibentuk,dipelajari,dan dapat dikendalikan,karena itu dapat berubah melalui proses belajar.Di samping perilaku manusia itu dapat dikendalikan,perilaku manusia juga merupakan perilaku yang integreted,yang berarti bahwa keseluruhan individu atau organisme itu terlibat dalam perilaku yang bersangkutan,bukan bagian demi bagian.
B.     Menurut Pendapat Kaum Stoic
Menurut pendapat kaum Stoic,yang menyatakan bahwa manusia adalah bagian dari dunia keteraturan yang alamiah dan rasional sehingga mempunyai tanggung jawab satu dengan yang lain dan secara bersama-sama mengejar kebahagiaan.Karena itu,manusia bersifat kooperatif,etis,altruis (suka menolong),dan penuh cinta kasih.
Pandangan ini dipengaruhi oleh pandangan Kristen dan berpengaruh kuat di abad 18 terhadap para pemikir Inggris,seperti David Hume,F. Hutcheson,Adam Ferguson (Bapak Sosiologi),dan Adam Smith (penemu ilmu ekonomi modern).Di Timur pandangan seperti ini tampak dalam ajaran Budha,kebatinan Jawa,Shintoisme,dan sebagainya.
C.    Menurut Pendapat Epicurean
Kedua,menurut pandangan kaum Epicurean yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya hedonistik,tertarik pada interes dan mau menangnya sendiri.Masyarakat bukanlah sesuatu yang alami.Ia terbentuk karena interes individu untuk bergabung demi keamanan dirinya sendiri dan demi kehidupan ekonomi yang lebih baik.Jadi,manusia adalah kompetitif,hedonistik,dan pencari kesenangan.Tokoh-tokoh seperti  Thomas Hobbes,Freud,J.J. Rousseau (hasrat individual harus diselaraskan dengan kebutuhan masyarakat melalui demokrasi),dan Karl Marx (struktur masyarakat komunis mampu mempengaruhi perilaku sosial dan pemikiran individual anggota masyarakat) adalah penganut-penganut paham ini.
Akan tetapi,kedua pandangan itu mempunyai problemnya sendiri.Problem kaum Stoic, adalah “ika manusia kooperatif mengapa ada perang?”,sedangkan problem kaum Epicurean adalah “Jika manusia hedonis mengapa ada masyarakat?”.Ini disebut “problem keteraturan dari Hobbes” (karena dikemukakan oleh Thomas Hobbes).Menurut Hobbes,jawabannya adalah ketakutan akan kematian yang tinggi dinilai lebih kuat daripada kebebasan mengejar tujuan-tujuan individual.Karena itulah manusia mau bekerja sama untuk menghindari bahaya,mengurangi ketakutan akan kematian,balas dendam,dan sebagainya.Salah satu bentuk kerja sama itu adalah keluarga dan masyarakat.
D.    HAKIKAT MANUSIA
Dalam upaya menerangkan hakikat manusia, timbul berbagai pendapat dari para pemikir. Pendapat-pendapat itu oleh David Schneider (1976) digolongkan sebagai berikut.
a.      Manusia sebagai hewan
Sebagai hewan manusia mempunyai berbagai naluri dasar yang mengendalikan dan mengarahkan perilakunya agar dapat bertahan dari segala ancaman,yaitu hubungan seks, makan, pertahanan diri dan pertahanan kelompok terhadap serangan dari luar.
Menurut Sigmund Freud ada dua jenis naluri atau insting,yaitu insting seksual atau libido (untuk kelangsungan keturunan dan kelangsungan jenis) dan insting ego (untuk kelangsungan hidup atau preservasi) misalnya lapar dan haus.Dalam perkembangan selanjutnya menjadi insting seksual atau insting kehidupan atau eros (membangun dan berkembang) dan insting kematian atau insting agresi atau tanatos (Shaffer,1994).
b.      Manusia sebagai pencari keuntungan
Doktrin bahwa manusia mengejar kesenangan dan menghindari kesakitan,disebut Hedonisme. Dalam abad 17-18 doktrin ini menjadi dasar dari analisis psikologi karena pengaruh paham epicurean.Ketika terjadi revolusi industri di Eropa,kecenderungan ini diperkuat karena bisnis mulai berkembang dan orang mulai mencari keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk keluarga atau kelompok kecilnya sendiri bukan untuk kepentingan seluruh umat.
Thibaut&Kelley (dalam Sarwono,1995)adalah peneliti-peneliti psikologi yang mengembangkan teori tentang hukum ekonomi dalam psikologi. Teori yang dinamakannya teori timbal-balik (exchange theory) ini menjelaskan adanya prinsip untung-rugi (reward-cost ratio) dalam interaksi antarmanusia.


c.       Manusia sebagai salah satu unsur dalam lingkungan fisika
Beberapa teoretikus mulai tidak tertarik pada sumber motivasi,tetapi lebih berminat untuk mempelajari perwujudan motivasi itu dalam bentuk perilaku fisik.Gejala ini terjadi akibat pengaruh dari ahli fiska Galileo dan Newton terhadap Thomas Hobbes.Menurut pandangan ini,setiap gerak tubuh manusia merupakan refleksi dari operasi gabungan berbagai daya yang ada dilapangan.Jadi,analog dengan jatuhnya sebuah bola yang merupakan hasil daya tarik bumi.Dengan demikian,motivasi menurut Hobbes adalah gerak miniatur (miniature motion) di dalam tubuh.Model Newton ini digunakan juga untuk menerangkan hubungan antarmanusia.
Kurt Lewin mengembangkan teori ini dengan mengemukakan teorinya yang terkenal yaitu teori lapangan (field theory). Unit analisisnya adalah manusia dalam lingkungan yang konkret yaitu ruang kehidupan (life space) yang berisi diri manusia itu sendiri, manusia-manusia lain dan lingkungan fisik lainnya. Lewin percaya bahwa hanya daya-daya masa kini (current force) yang menentukan perilaku, bukan masa lalu, apalagi masa kecil.
Menurut Lewin,segala sesuatu yang terdapat dalam ruang kehidupan seseorang diwakili dalam alam kesadaran atau “lapangan psikologik” (psychological field) orang tersebut dan dari saat ke saat, setiap bagian dari lapangan psikologik itu dapat mempunyai daya tarik atau daya tolak terkadang kuat, terkadang lemah, terkadang biasa saja. Jika suatu hal dalam lingkungan fisik seseorang sedang mempunyai daya tarik yang kuat, orang yang bersangkutan terdorong untuk melakukan sesuatu. Sebaliknya,jika sesuatu mempunyai daya tolak yang kuat, maka orang akan berbuat sesuatu.Perbuatan mendekat atau menghindar akibat dorongan-dorongan dalam lapangan psikologik itu,oleh Lewin dinamakan “lokomosi” (locomotion).
Yang penting dalam teori Lewin ini adalah uraian mengenai konflik.Jika pada suatu saat ada dua hal dalam lapangan psikologik seseorang yang mempunyai daya tarik yang sama kuat,atau daya tolak yang sama kuat,orang yang bersangkutan akan berada dalam situasi konflik.Konflik jenis pertama dinamakan konflik “mendekat-mendekat” (approach-approach conflict) konflik jenis kedua adalah konflik “menjauh-menjauh” (avoidance-avoidance conflict),dan konflik jenis ketiga dinamakan konflik “mendekat-menjauh” (approach-avoidance conflict).
d.      Manusia sebagai ilmuwan
Pandangan lain berpendapat bahwa manusia cenderung ingin mengerti lingkunga fisik dan sosialnya,Selain itu,ia ingin mengontrol lingkungannya.Jadi manusia cenderung berpikir sebab-akibat dan cenderung menggolong-golongkan segala sesuatu (baik,buruk,benar-salah,dan sebagainya) sebagaimana layaknya setiap ilmuan.Pandangan bahwa manusia itu bagaikan ilmuan dikemukakan,antara lain oleh aliran psikologi kognitif.
Pengaruh Lewin pada  aliran psikologi kognitif adalah bahwa manusia ingin mengerti lingkungannya dalam keadaan yang dapat diramalkan dan jika dapat dikendalikan.Jika keadaan tidak dapat dimengerti,diramalkan,atau dikendalikan akan timbul keadaan yang disebut “disonasi kognitif” (cognitive dissonance).Misalnya jika seorang ibu membeli sebuah tas yang cantik tetapi suaminya dirumah mencela,timbullah keadaan disonan itu.Menurut Leon Festinger,salah satu tokoh aliran psikologi kognitif yang adalah murid Lewin,kondisi disonan ini perlu segera diatasi.Manusia dengan sifat ilmuwannya akan terdorong untuk bertindak,misalnya sang ibu segera mengganti atau menukar tasnya dengan warna lain yang lebih disukai suaminya,sehingga ia mengalami keadaan konsonan kembali.
E.     PENGERTIAN DASAR MOTIVASI
Pembahasan motif pada kehidupan merupakan sesuatu yang sangat penting dan bersifat fungsional.Hal ini dikemukakan oleh David Krech dan Crutchfiel (1948) yang mengemukakan dua alasan pokok, yakni:
Ø  First,we ask why individuals chosen one action and reject alternative action.(Pertama,kami bertanya, mengapa individu-individu memilih satu kegiatan dan menolak kegiatan-kegiatan pilihan/alternative).Dalam hal ini menunjukkan bahwa tiap-tiap individu mempunyai hanya satu penggerak dalam dirinya untuk bertingkah laku.
Ø  Secon,we ask why people persist in a chosen action,often over along time and often in the face of diffilcuties and obstacles.(Kedua,kami bertanya,mengapa individu-individu teguh di dalam memilih kegiatan yang kadang-kadang terjangkau dan menghadapi kesulitan-kesulitan dan rintangan).Hal ini menunjukkan bahwa tiap-tiap individu memiliki satu penggerak keteguhan yang digunakan untuk memilih kegiatan dan menghadapi problem dalam kegiatan.
Dengan kedua alasan tersebut, kita mempelajari motive/penggerak sama dengan bila mempelajari tujuan dan keteguhan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu,motive yang ada pada setiap individu,menjadi kunci dari setiap kegiatan dan kesuksesan individu yang bersangkutan.
Mengenai asal mula motive yang ada pada manusia,terdapat dua teori yang dapat menerangkan,yaitu:
*      Instinct Theory (Teori Insting)
Teori ini dikemukakan oleh William James (1948),Mc,Dougall dan Thorndik (1908) bahwa instinct is an innate tendency to act (insting adalah kecenderungan dari dalam diri (pembawaan lahir)untuk berbuat.
Mereka menyadari bahwa kecenderungan dari dalam ini pasti ada pada individu untuk memulai bertingkah laku.Jumlah insting yang ada pada manusia,kata L.L.Bernard,dapat mencapai 4000-6000 dan dapat digunakan untuk menerangkan kegiatan –kegiata praktis individu dalam kehidupan sehari-hari.Juga insting yang ada pada setiap individu merupakan sesuatu yang tidak dapat dipelajari karena insting-insting tersebut merupakan pembawaan individu.
Teori ini memang disanggah oleh ahli-ahli antropologi dan sosiologi.Mnurt para ahli antropologi:.....that different culture pattern produce great variations n human behavior (bahwa perbedaan pola-pola kebudayaan menghasilkan variasi yang banyak didalam tingkah laku manusia).Jadi,tingkah laku individu bukan karena insting,melainkan karena kebudayaan individu tersebut.
Sementara ahli sosiologi berpendapat:.....that much of the behavior considered innate is act all learned so it was a missioner whwn applied behavior tendencies besed on experience.(bahwa banyak tingkah laku di pandang sebagai kecenderungan dari dalam diri merupakan tindakan belajar,sehingga adalah pemberian kesalahan bila menerapkan pada pengalaman).Hal ini berarti bahwa semua tingkah laku yang dianggap atau dipandang sebagai insting,ternyata tingkah laku itu dari hasil belajar,yang berupa pengalaman individu.Jadi,semua tingkah laku individu berasal dari pengalaman.
Menurut M.Sherif & C.W.Sherif (1956) motif adalah istilah generik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah ke berbagai jenis perilaku yang bertujuan,semua pengaruh internal seperti kebutuhan (needs)yang berasal dari fungsi-fungsi organisme,dorongan dan keinginan,aspirasi dan selera sosial yang bersumber dari fungsi-fungsi tersebut.
Menurut kedua peneliti itu berdasarkan asalnya ada dua jenis motif,sebagai berikut.
©      Motif biogenik
Motif ini berasal dari proses fisiologik dalam tubuh yang dasarnya adalah mempertahankan ekuilibrium dalam tubuh sampai batas-batas tertentu.Proses ini disebut “homeostatis”.
©      Motif sosiogenik
Motif ini timbul karena perkembangan individu dalam tatanan sosialnya dan terbentuk karena hubungan antarpribadi, hubungan antarkelompok atau nilai-nilai sosial dan pranata-pranata.
Untuk menjelaskan motif boigenik,Sherif & Sherif mengemukakan experimen yang dilakukan oleh PT Young pada tahun 1936.Eksperimen yang dilakukan dengan hewan itu menunjukkan bahwa tidak ada hierarki dalam dorongan (drive).Hewan yang kehausan akan mencari air terlebih dahulu, bukan makanan. Hewan yang kelaparan tidak mempedulikan air, tetapi mencari makanan. Tikus yang dimasukkan kedalam kandang yang baru, terlebih dahulu akan menjelajahi tempat baru tersebut,sehingga menghambat perilaku agresi dan seksnya.
Demikian juga antara motif biogenik dan sosiogenik,menurut Sherif & Sherif,tidak ada hierarki tertentu,tergantung situasi karena motif tidak berfungsi sendiri,tetapi selalu terkait dengan faktor-faktor lain.
Motif sosiogenik bermula dari motif biogenik.Melalui proses belajar,individu memilih mana yang disukainya dan mana yang dihindarinya,sesuai dengan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.Faktor-faktor pribadi tersebut yang menyebabkan timbulnya sistem hubungan antarpribadi tersendiri pada diri seseorang yang oleh Sherif & Sherif disebut “Ego”.Ego inilah yang menetapkan motif sosiogenik.Jadi,motif sosiogenik sangat tergantung pada proses belajar.
A.    Beberapa pendekatan dasar pada motivasi
1.      Teori Insting
Untuk menerangkan perilaku manusia,mula-mula (sampai tahun 1920-an) para pakar merujuk pada insting (W.James,Mc Dougall,E.L.Thorndike).Pada tahun 1924 sosiolog L.L.Berbard menemukan tidak kurang dari 400teori tentang insting dan hampir 6000 jenis aktivitas manusia disebut sebagai insting (dari seks sampai mengumpulkan prangko).
Akan tetapi,sejak 1920-an teori ini mulai ditinggalkan orang karena penelitian antropologi dan sosiologi membuktikan bahwa perilaku manusia sangat bervariasi, tergantung dari lingkungan, segingga tidak dapat dijelaskan sebagai insting (yang universal). Insting masih tetap dipakai untuk perilaku-perilaku yang jelas diturunkan, tidak dipelajari dan universal bagi makhluk tertentu.
2.      Konsep Dorongan (Drive)
Setelah meninggalkan teori insting, pakar psikologi mencari penyebab prilaku pada “ketegangan” (Tension) yang terjadi pada otot-otot dan kelenjar-kelenjar pada saat haus, lapar, dan sebagainya. Keteganga-ketegangan ini menimbulkan dorongan untuk berperilaku tertentu (mencari makan, minum, dan lain-lain) sehingga dorongan dianggap sebagai penyebab prilaku.umumnya dorongan menyangkut perilaku yang bersifat biologik dan fisiologi, misalnya makan, minum, tidur, sex, mencari temperatur yang konstan, da sebagainya termasuk juga dorongan keibuan, dorongan untuk bermain pada anak-anak, dan sebagainya..
3.      Teori Libido dan Ketidaksadaran dari Sigmund Freud.
Inti teori ini adalah motive bersumber pada stres internal, yang terdiri atas insting dan dorongan (drive) yang bekerja dalam alam ketidaksadaran manusia.
Dalam teori Freud yang sangat berorientasi bilogik ini, semua insting dan dorongan bermuara pada libido sexsualis (dorongan sex) yang sebagian besar tidak dapat dikendalikan oleh orang yang bersangkutan (karena kerjanya dalam alam ketidaksadaran). Walaupun Freud banyak mendapat kritik (teorinya dianggap terlalu subjektif dan terlalu spekulatif), ia berhasil memuka dua lapangan baru untuk penelitian, yaitu sex dan ketidaksadaran sebagai sumber prilaku manusia.
4.      Perilaku Purposife dan Konflik
Pengaruh psikologi gestalt (Gestalt adalah istilah bahasa Jerman yang artinya keseluruhan) terhadap Bihaviorisme adalah bahwa orang mulai lebih mmentingkan prilaku molar (keseluruhan), seperti makan dan berlari) dari pada prilaku Molekural (bagian dari prilaku keseluruhan, seperti mengeluarkan liur dan menggerakkan otot)dalam hubungan ini perlu dicatat pendapat seorang tokoh bernama Edward Chase Tolman yang menyatakan bahwa prilaku tidak hanya ditentukan oleh rangsang dari luar atau stimulus (sebagaimana pandangan kaum Bihevioris).
Akan tetapi, ditentukan juga oleh Organisme atau orang itu sendiri. Jadi, orang bukan hanya memperhatikan stimulusnya, melainkan memilih sendiri reaksinya. Dengan demikian, prilaku (molar) selalu bertujuan.
5.      Otonomi Fungsional
Konsep ini dikemukakan oleh G.W. Allport pada tahun 1961, yaitu motive pada orang dewasa yang tumbuh dari sistem-sistem yang mendahuluinya, tetapi berfungsi lepas dari sistem-sistem pendahulu itu. Dengan perkataan lain, motive ini erfungsi sesuai dengan tujuannya sendiri, terlepas dari motive-motive asalnya.
6.      Motive Sentral
Banyak pakar psikologi yang meragukan adanya satu motive sentral yang bisa merangkum semua jenis motive manusia. Akan tetapi, beberapa peneliti tetap berusaha mencari motive sentral tersebut. Goldstein misalnya pada tahun 1939 mengemukakan “aktualisasi diri’ sebagai motive tunggal pada manusia. Pengembangan dari motive “aktualisasi diri” terdapat dalam teori A.H.Maslow yang dikenal luas sejak 1959, yang menempatkan “aktualisasi diri” sebagai motive tertinggi diatas empat motive lain yang tersusun secara Hierarkis (motive primere atau motive fisiologik, motive rasa aman, motive rasa memiliki, dan motive harga diri).
Teori motive tunggal lainnya adalah dari R.W. White yang pada tahun 1959 mengatakan bahwa satu-satunya motive manusia adalah motive kompetensi. Menurut White, manusia selalu ingin berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya. Keinginan yang universal inilah yang dinamakannya motive kompetensi


BAB III
KESIMPULAN
DASAR-DASAR PERILAKU SOSIAL yaitu di samping perilaku manusia itu dapat dikendalikan, perilaku manusia juga merupakan perilaku yang integreted, yang berarti bahwa keseluruhan individu atau organisme itu terlibat dalam perilaku yang bersangkutan, bukan bagian demi bagian.
Menurut Pendapat Kaum Stoic, yang menyatakan bahwa manusia adalah bagian dari dunia keteraturan yang alamiah dan rasional sehingga mempunyai tanggung jawab satu dengan yang lain dan secara bersama-sama mengejar kebahagiaan.
Dan Menurut Pendapat Epicurean, yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya hedonistik,tertarik pada interes dan mau menang sendiri.










4 komentar:

  1. Boleh tau daftar pustakanya, ka?

    BalasHapus
  2. Boleh tau daftar pustakanya, ka?

    BalasHapus
  3. Waduuhhh sy daa lupaa DaFusnya, soalnya ini kemrin jg cm tugas kuliah. hehehe trus laptop yg sy pke jg da rusak say,

    BalasHapus