Pages

Sabtu, 26 September 2015

BEBERAPA MITOS TENTANG BUNUH DIRI





Terdapat banyak miskonsepsi tentang bunuh diri yang diyakini secara umum (Fremouw dkk., 1990; Pokorny;1968; Shneidman, 1973). Mengetahui konsepsi yang salah tersebut sama pentingny dengan mengetahui fakta-fakta tentang bunuh diri.



1.       Orang-orang yang berkata akun ingin bunuh diri tidak akan melakukan tindakan tersebut. Sebanyak tiga perempat dari mereka yang bunuh diri telah mengkomunikasikan niat mereka sebelumnya, mungkin sebagai upaya mendapatkan pertolongan atau untuk menggertak.



2.       Bunuh diri dilakukan tanpa memberi peringatan. Kesalahan kayakinan ini ditunjukkan pada pernyataan nomor 1. Orang yang bersangkutan biasanya memberikan banyak tanda, seperti mengatakan bahwa dunia akan lebih baik tanpa dirinya atau memberi hadiah yang tidak terduga dan tidak biasa kepada orang lain berupa benda-benda miliknya yang paling berharga.



3.       Hanya orang-orang kelas tertentu yang melakukan bunuh diri. Bunuh diri bukanlah kutukan bagi orang-orang miskin atau penyakit orang-orang kaya. Orang-orang yang bunuh diri berasal dari semua kelas sosioekonomi.



4.       Menjadi anggota kelompok keagamaan tertentu adalah prediktor yang baik bahwa seseorang tidak akan berpikir untuk bunuh diri. Adalah salah bila berpikir bahwa larangan keras dalam agama katolik untuk bunuh diri membuat resiko para penganut Katolik untuk bunuh diri menjadi jauh lebih rendah. Keyakinan ini tidak didukung bukti yang ada, mungkin karena identifikasi keagamaan resmi individu tidak selalu menjadi petunjuk yang akurat terhadap keyakinan sebenarnya.



5.       Motif bunuh diri dapat dengan mudah diketahui. yang benar adalah kita tidak sepenuhnya memahami mengapa orang membunuh dirinya.



6.       Semua orang yang melakukan tindakan bunuh diri berada dalam keadaan depresi. Pendapat yang salah ini dapat berperan dalam fakta bahwa tanda-tanda akan bunuh diri sering kali diabaikan karena orang yang bersangkutan tidak tampak sedang mengalami keputusasaan. Banyak orang yang bunuh diri tidak berada dalam keadaan dalam keadaan depresi; beberapa orang terlihat tenang dan tidak mengalami masalah dengan dirinya.



7.       Seseorang yang menderita penyakit fisik yang mematikan tidak mungkin melakukan bunuh diri. Kesadaran seseorang tentang kematian yang akan terjadi dalam waktu dekat mencegahnya untuk bunuh diri. Mungkin keinginan untuk mengakhiri penderitaanya atau penderitaan orang-orang yang dicintai mendorong seseorang untuk menentukan kematian mereka sendiri.



8.       Tindakan bunuh diri merupakan tindakan psikotik. Meskipun sebagian besar orang yang bunuh diri adalah orang yang merasa sangat tidak bahagia, sebagian besar benar-benar memiliki hubungan dengan realitas.



9.       Bunuh diri dipengaruhi faktor-faktor kosmik seperti bintik matahari atau fase-fase bulan. Tidak ada bukti yang menegaskan keyakinan ini.



10.   Membaiknya kondisi emosional berarti mengurangi resiko bunuh diri. Sering kali orang-orang, terutama mereka yang mengalami depresi, melakukan tindakan bunuh diri setelah semangat mereka mulai terangkat dan kadar energi mereka meningkat.



11.   Bunuh diri merupakan kesepian. Meskipun terjadi pertentangan di dalam pikiran individu apakah akan melakukan tindakan bunuh diri atau tidak, keterlibatan mendalam dalam hubungan dengan orang lain yang menimbulkan rasa frustasi dan menyakitkan—misalnya pasangan, anak, kekasih, rekan—dapat menjadi penyebab utama.



12.   Orang-orang yang berniat bunuh diri memang ingin mati. Sebagian besar orang yang bunuh diri ternyata tidak yakin apakah mereka benar-benar ingin mati; sementara yang lain menderita depresi atau alkoholisme, yang bila dapat sembuh akan mengurangi keinginan untuk bunuh diri. Bagi banyak orang krisis bunuh diri akan berlalu, dan mereka bersyukur karena telah dicegah untuk menghilangkan nyawa mereka sendiri.



13.   Berpikir untuk bunuh diri merupakan hal yang jarang terjadi. Estimasi prevalensi sepanjang hidup dari berbagai studi menunjukkan bahwa dalam populasi non-klinis, angka pemikiran untuk bunuh diri berkisar antara 40 persen hingga 80 persen; yang berarti, presentase orang sebanyak itu pernah berpikir untuk bunuh diri sekurang-kurangnya sekali dalm seumur hidup mereka.



14.   Menanyakan kepada seseorang, terutama orang yang depresi, tentang bunuh diri akan memojokkannya dan menyebabkan tindakan bunuh diri yang sebenarnya tidak akan terjadi jika tidak ditanyakan. Salah satu hal pertama yang dipelajari para ahli klinis dalam pendidikan mereka adalah menggali tentang bunuh diri dari pasien yang sangat bermasalah. Menanyakan tentang hal itu dapat memberi ruang kepada pasien untuk berbicara tentang rahasia yang diyakininya mengerikan dan memalukan, yang bila tidak diutarakan akan memicu isolasi diri dan depresi lebih parah.



15.   Orang-orang yang mencoba bunuh diri dengan cara yang kefatalannya rendah tidak sungguh-sungguh ingin membunuh dirinya sendiri. Pernyataan ini merancukan kefatalan dan niat. Beberapa orang tidak mengetahui dengan baik mengenai dosis pil atau anatomi manusia. Meskipun demikian, suatu upaya yang tidak mungkin menyebabkan kematian dapat dilakukan oleh seseorang yang benar-benar ingin menghilangkan nyawanya sendiri.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar