Gangguan
kepribadian ambang adalah salah satu gangguan kepribadian yang termasuk dalam
kelompok dramatik/eratik. Gangguan kepribadian ambang (Borderline
Personality-BPD) dicantumkan dalam DSM sebagai diagnosis resmi pada tahun 1980.
Ciri-ciri utama gangguan ini adalah impulsivitas dan ketidakstabilan dalam
hubungan dengan orang lain dan mood (Sanislow, Grilo, & McGlashan, 2000).
Contohnya sikap dan perasaan terhadap orang lain dapat berubah-ubah secara
signifikan dan aneh dalam kurun waktu yang tidak lama. Emosinya eratik dan
dapat mendadak berubah total, terutama dari idealisasi yang penuh gelora
menjadi kemarahan yang merendahkan. Pasien yang mengalami gangguan kepribadian
ambang memiliki karakter argumentatif, mudah tersinggung, sarkastik, cepat
menyerang, dan secara keseluruhan sangat sulit untuk hidup bersama mereka.
Perilaku mereka yang tidak dapat diprediksi dan impulsif, yang dapat mencakup
berjudi, boros, aktivitas seksual yang tidak pandang bulu, penyalahgunaan zat,
dan makan berlebihan, berpotensi merusak diri sendiri.
Para
individu tersebut tidak memiliki rasa diri yang jelas dan konsisten dan tidak
pernah memiliki kepastian dalam nilai-nilai, loyalitas, dan pilihan karier
mereka. Mereka tidak tahan berada dalam kesendirian, memiliki rasa takut
diabaikan , dan menuntut perhatian. Mudah mengalami perasaan depresi dan
perasaan kosong yang kronis, mereka sering kali mencoba bunuh diri dan
melakukan tindakan memutilasi diri sendiri, seperti mengiris kaki mereka dengan
pisau silet. Simtom-simtom psikotik sementara dan disosiatif dapat terjadi
ketika mengalami stres yang berat.
Kriteria Gangguan Kepribadian Ambang dalam DSM-IV-TR
Terdapat lima atau lebih dari
kriteria di bawah ini:
- · Berupaya keras untuk mencegah agar tidak diabaikan, terlepas dari benar-benar diabaikan atau hanya dalam bayangannya
- · Ketidakstabilan dan intensitas ekstrem dalam hubungan interpersonal, ditandai dengan perpecahan, yaitu mengidealkan orang lain dalam satu waktu dan beberapa waktu kemudian menistakannya.
- · Rasa diri (sense of self) yang tidak stabil
- · Perilaku impulsif, termasuk sangat boros dan perilaku seksual yang tidak pantas.
- · Perilaku bunuh diri (baik hanya berupa sinyal atau sungguh-sungguh mencoba) dan mutilasi diri yang berulang
- · Kelabilan emosional yang ekstrem
- · Perasaan kosong yang kronis
- · Sangat sulit mengendalikan kemarahan
- · Pikiran paranoid dan simtom-simtom disosiatif yang dipicu oleh stres
Etiologi Gangguan
Kepribadian Ambang
Terdapat
beberapa sudut pandang mengenai penyebab gangguan kepribadian ambang, yaitu
penelitian biologis, teori objek-hubungan, dan teori diathesis-stres dari
Linehan.
Faktor-faktor Biologis,
gangguan kepribadian ambang dialami oleh lebih dari satu anggota dalan satu
keluarga, menunjukkan bahwa gangguan ini dapat memiliki komponen genetik (Baron
dkk., 1985). Para pasien ambang juga memiliki neorutisisme tinggi, suatu trait
yang diketahui diturunkan secara genetik (Nigg & Goldsmith, 1994). Beberapa
data menunjukkan adanya kelemahan fungsi lobus frontalis, yang sering kali diduga
berperan dalam perilaku impulsif. Sebagai contoh, para pasien dengan gangguan
kepribadian ambang mendapatkan hasil buruk dalam tes-tes neurologi terhadap
fungsi lobus frontalis, dan mereka memiliki kadar metabolisme glukosa yang
rendah pada lobus frontalis (Goyer dkk., 1994). Dalam alur yang sama, para
pasien dengan gangguan kepribadian ambang mengalami peningkatan aktivitas
amigdala, suatu struktur dalam otak yang dianggap sangat penting dalam
pengaturan emosi (Herpezt dkk.,2001). Meningkatnya aktivitas amigdala dapat
sangat relevan dengan emosi intens yang dialami pasien ambang.
Teori Objek-Hubungan (Object
Relations Theory), teori objek-hubungan, sebuah varian penting teori
psikoanalis , membicarakan tentang cara anak-anak menyerap (atau mengintroyeksi)
nilai-nilai dan citra orang-orang penting, misalnya orang tua mereka. Dengan
kata lain, fokusnya adalah pada cara anak-anak mengidentifikasikan diri dengan
orang-orang yang memiliki kelekatan emosional kuat dengan mereka. Orang-orang
diintroyeksi (representasi objek) tersebut menjadi bagian ego seseorang, namun
mereka dapat menimbulkan konflik dengan harapan, tujuan, dan idealisme orang
tersebut ketika tumbuh dewasa. Para theoris objek-hubungan mengemukakan
hipotesis bahwa orang bereaksi terhadap dunia melalui perspektif orang-orang
penting di masa lalu mereka, terutama orang tua atau pengasuh utama. Kerberg
(1985) berpendapat bahwa pengalaman masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan
menyebabkan anak-anak mengembangkan ego
yang tidak merasa aman, sebuah ciri utama gangguan kepribadian ambang.
Teori Diathesis-Stres Linehan,
Linehan berpendapat bahwa gangguan kepribadian ambangterjadi bila orang yang
memiliki diathesis biologis (kemungkinan genetik) berupa kesulitan
mengendalikan emosi dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang menginvalidasi.
Yaitu, suatu diathesis yang disebutnya disregulasi emosional dapat berinteraksi
dengan berbagai pengalaman yang menginvalidasi si anak sedang
berkembang-mendorong berkembangnya kepribadian ambang. Lingkungan yang menginvalidasi
adalah lingkungan di mana keinginan dan perasaan seseorang tidak
dipertimbangkan dan tidak dihargai; berbagai upaya untuk mengkomunikasikan
perasaan tidak diterima atau bahkan dihukum. Bentuk invalidasi ekstrem adalah
penyiksaan anak, seksual dan nonseksual.
Dua faktor hipotesis utama –disregulasi dan invalidasi- saling
berinteraksi secara dinamis. Sebagai contoh, seorang anak yang memiliki
disregulasi emosional sangat banyak menuntut kepada keluarganya. Orang tua yang
merasa frustasi mengabaikan atau bahkan menghukum ledakan emosi si anak. Respon
ini dapat mendorong si anak memendam emosinya, yang hanya akan membuatnya
semakin kuat dan akhirnya meledak, yang kemudian menarik perhatian orang
tuanya. Apa yang terjadi adalah orang tua akhirnya dapat menguatkan perilaku
yang mereka tidak pantas. Tentu saja banyak kemungkinan pola lain, namun yang
menjadi persamaanya adalah suatu pola dua arah yang konstan, sebuah lingkaran
setan, antara diathesis disregulasi dan stres invalidasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar