Pages

Sabtu, 26 September 2015

KEDUDUKAN PSIKOLOGI SOSIAL




Tinjauan Psikologi Sosial tumbuh dan berkembang dari ilmu-ilmu sosial lain yang mendahuluianya, seperti: Sosiologi, Antropologi, dan Psikologi. Oleh karena itu, Psikologi Sosial banyak mengambil bahan-bahan bahasan dari  ilmu-ilmu sosial tersebut, seperti:
A.      Dari Sosiologi, antara kelompok, norma, interaksi, situasi sosial.
B.      Dari Antropologi, antara lain adat kebiasaan, moral, tabu, kebudayaan.
C.      Dari Psikologi, antara lain kepribadian, tingkah laku, motive, ego, sikap.
Bahan-bahan tersebut di atas disusun secara sistematis menjadi kerangka teoritis Psikologi Sosial dan sekaligus menjadi dasar penyusunan bahan-bahan praktis, contohnya:
A.      Propaganda, banyak mengambil teori sugesti
B.      Rumour, banyak mengambil teori imitasi
C.      International Tension, banyak mengambil teori konflik
D.      Public Opinion, banyak mengambil teori kelompok
E.       Mass Behavior, banyak mengambil teori imitasi dan sugesti

1.       Tinjauan Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan
Psikologi Sosial mempunyai kedudukan yang sangat dekat dengan Sosiologi, Antropologi, dan Psikologi. Hal ini dapat dimaklumi bahwa Psikologi Sosial mempunyai objek mikria yang sama dengan Sosiologi, Antropologi, yakni gejala-gejala sosial dari individu. Perbedaannya adalah Psikologi, Sosiologi, Antropologi dan Psikologi Sosial mempunyai objek forma yang berlainan satu sama lain dan objek forma ini sesuai dengan tinjauan masing-masing ilmu pengetahuan tersebut.
2.     Tinjauan Aliran-aliran dalam Psikologi Sosial

Tinjauan tersebut berupaya menerangkan dominasi faktor internal dan faktor eksternal manusia terhadap manusia lain di dalam kehidupan sehari-hari. Faktor internal dan eksternal manusia tersebut  sangat menonjol mempengaruhi tingkah laku individu sehingga faktor-faktor ini memunculkan aliran-aliran yang memungkinkan memasukkan Psikologi Sosial dari sudut pandang tertentu. Faktor internal manusia dikenal dengan faktor psikologi manusia, sedangkan faktor eksternal manusia dikenal dengan faktor sosiologis manusia.
Aliran-aliran yang dimaksud adalah sebagai berikut:
A.    Aliran Subjektivisme
Aliran ini menekankan bahwa faktor-faktor internal individu/faktor psikologis individu sangat menentukan tingkah laku individu yang bersangkutan. Aliran subjektivitas dapat digabungkan menjadi dua bagian besar, yakni:
1.      Aliran Subjektivitas Bentuk Antik
Aliran tersebut lahir sebelum revolusi ondustri dan dengan tokoh-tokoh dari para filsuf atau pemikir yang ulung. Tokoh aliran ini adalah:
a)      Plato,  hidup kurang lebih 427-437 SM, dengan ajarannya Trichotomi, yang mengatakan bahwa individu mempunyai tiga kemampuan psikis yakni kemampuan pikiran, kemampuan perasaan, dan kemampuan kehendak. Kemampuan-kemampuan psikis individu tersebut akan menentukan menjadi apa ia kelak di dalam kehidupannya.
b)      Aristoteles, hidup kurang lebih di tahun 384-323 SM, dengan ajarannya Dichotomi yang menjelaskan bahwa individu mempunyai kemampuan kecerdasan dan kemampuan kemauan. Kedua kemampuan tersebut terefleksi dalam tingkah laku individu sehari-hari.
c)       Meng Tze, hidup kurang  lebih di tahun 372-280 SM, dengan ajarannya dorongan sosial. Ajaran ini menerangkan bahwa individu mempunyai empat dorongan sosial, yakni kebaikan, kebenaran, keadilan, dan kebijaksanaan, di mana pada dasarnya tingkah laku individu adalah tingkah laku yang baik. Apabila ada penyimpangan dari tingkah laku individu hal ini disebabkan oleh faktor-faktor eksternal individu yang bersangkutan.

2.       Aliran Subjektivisme bentuk Modern
Aliran tersebut berubah setelah revolusi industri, meskipun dasar filosofis aliran ini adalah tetap faktor psikologis individu. Perbedaannya adalah aliran bentuk subjektivisme bentuk modern telah menunjukkan adanya kebutuhan individu (interest) yang harus dipenuhi oleh masyarakat sekitar individu dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh aliran ini adalah:
a)      Macheavelli, hidup kurang lebih pada tahun 1469-1527 M. Ajarannya bahwa pemimpin hendaknya dicintai dan ditakuti, karena pemimpin adalah orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhan (interest) dari yang dipimpin.
b)      Thomas Hobbes, hidup kurang lebih pada tahun 1588-1679, dengan ajarannya bellum ommum contra omnes, artinya peperangan sama lawan semua dalam rangka individu memenuhi kebutuhan (interest) bagi dirinya sendiri.
c)     John Stuart Mill, hidup kurang lebih pada tahun 1796-1873, dengan ajarannya bahwa kodrat manusia adalah manusia dikuasai oleh dorongan untuk mementingkan dirinya sendiri, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun menyendiri. Dasar pokok dari tingkah laku individu adalah egoisme yakni mementingkan diri sendiri, dan hedonisme artinya mementingkan kesenangan sendiri (pleasure).
B.    Aliran Objektivisme
Aliran ini menekankan determinasi faktor eksternal individu/faktor sosiologi individu dalam upaya menerangkan tingkah laku individu. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain:
1)      Sjang Tze, ajaran yang terkenal adalah pentingnya berbagai upaya dalam rangka menegendalikan tingkah laku individu dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pemberian contoh-contoh yang baik dari guru/pemimpin/orang tua, norma-norma kesusilaan, norma-norma hukum, upacara-upacara sakral/keagamaan secara disiplin dan hadiah. Tujuannya adalah agar individu bertingkah laku yang baik dan takut bertingkah laku yang kurang baik.
2)      Quintilianur, ajarannya yang pokok adalah perkaya peranan masyarakat bagi pembentukan kepribadian individu melalui pendidikan. Oleh karena itu, pada proses pendidikan perlu ditanamkan hal-hal yang bersifat kemasyarakatan seperti norma-norma sosial, sikap sosial, adat kebiasaan, mores, taboes, dan lain-lain.
3)      John Lock, ajarannya yang terkenal adalah tabularasa, artinya pada dasarnya manusia itu baik dan menjadi apa ia kelak tergantung pada pendidik atau masyarakatnya, melalui proses pemberian pengalaman pada individu tersebut. Ajaran ini dikenal pula dengan ajaran empirisme yakni ajaran yang mementingkan peranan pengalaman dalam pembentukan kepribadian/tingkah laku individu.
4)    Radcliffe Brown, ia menerangkan bahwa sesungguhnya timbul harapan bersam auntuk berbuat sesuai dengan norma-norma sosial yang ada dalam masyarakat dalam kehidupan bersama. Mereka yang berbuat sesuai norma-norma sosial akan diberikan ganjaran seperti dihormati, sedangkan mereka yang melanggar norma sosial akan memperoleh hukuman.
C.     Aliran Historis
Aliran historis berbeda dengan dengan aliran subjektivisme dan aliran objekti
visme sebelumnya. Perbedaanya adalah bahwa aliran ini terletak adanya hubungan/asosiasi sosial yang ada dalam kehidupan individu dan mayarakatnya. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain:
1)      Heiracleitos, ajarannya adalah Panta Rhei artinya sungai tidak pernah berhenti. Yang dimaksudkan tingkah laku individu mempunyai hubungan dengan orangtuanya walaupun ada pengaruh dari pihak luar, sehingga individu telah mengalami perubahan dalam tingkah lakunya.
2)      Ibn Khaldun, menurut Ibn Khaldun, masyarakat terbagi menjadi dua macam, yaitu: 
a.       Masyarakat pengembara/nomadia, yaitu pada masyarakat pengembara terdapat kehidupan yang dihargai oleh kekuasaan hubungan pihak luar yang lebih kuat karena setiap individu dari masyarakat pengembara selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sehingga group morals (moral kelompok) masyarakat pengembara sangat rendah
b.      Masyarakat menetap/sedentary, yaitu kehidupan masyarakat dikuasai oleh kesetiakawanan yang tinggi sehingga setiap individu dari masyarakat menetap, mempunyai hubungan yang kuat dengan lingkungannya secar timbal balik seperti individu menciptakan norma-norma masyarakat guna kepentingan kehidupan bersama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar