Tinjauan Psikologi Sosial tumbuh
dan berkembang dari ilmu-ilmu sosial lain yang mendahuluianya, seperti:
Sosiologi, Antropologi, dan Psikologi. Oleh karena itu, Psikologi Sosial banyak
mengambil bahan-bahan bahasan dari ilmu-ilmu
sosial tersebut, seperti:
A.
Dari Sosiologi, antara kelompok, norma,
interaksi, situasi sosial.
B.
Dari Antropologi, antara lain adat kebiasaan,
moral, tabu, kebudayaan.
C.
Dari Psikologi, antara lain kepribadian, tingkah
laku, motive, ego, sikap.
Bahan-bahan tersebut di atas
disusun secara sistematis menjadi kerangka teoritis Psikologi Sosial dan
sekaligus menjadi dasar penyusunan bahan-bahan praktis, contohnya:
A.
Propaganda,
banyak mengambil teori sugesti
B.
Rumour,
banyak mengambil teori imitasi
C.
International
Tension, banyak mengambil teori konflik
D.
Public
Opinion, banyak mengambil teori kelompok
E.
Mass
Behavior, banyak mengambil teori imitasi dan sugesti
1.
Tinjauan Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan
Psikologi Sosial mempunyai kedudukan yang sangat dekat dengan Sosiologi,
Antropologi, dan Psikologi. Hal ini dapat dimaklumi bahwa Psikologi Sosial
mempunyai objek mikria yang sama dengan Sosiologi, Antropologi, yakni
gejala-gejala sosial dari individu. Perbedaannya adalah Psikologi, Sosiologi,
Antropologi dan Psikologi Sosial mempunyai objek forma yang berlainan satu sama
lain dan objek forma ini sesuai dengan tinjauan masing-masing ilmu pengetahuan
tersebut.
2. Tinjauan Aliran-aliran dalam Psikologi Sosial
Tinjauan tersebut berupaya
menerangkan dominasi faktor internal dan faktor eksternal manusia terhadap
manusia lain di dalam kehidupan sehari-hari. Faktor internal dan eksternal
manusia tersebut sangat menonjol
mempengaruhi tingkah laku individu sehingga faktor-faktor ini memunculkan aliran-aliran
yang memungkinkan memasukkan Psikologi Sosial dari sudut pandang tertentu.
Faktor internal manusia dikenal dengan faktor psikologi manusia, sedangkan
faktor eksternal manusia dikenal dengan faktor sosiologis manusia.
Aliran-aliran
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
A.
Aliran Subjektivisme
Aliran ini menekankan bahwa faktor-faktor internal
individu/faktor psikologis individu sangat menentukan tingkah laku individu yang
bersangkutan. Aliran subjektivitas dapat digabungkan menjadi dua bagian besar,
yakni:
1.
Aliran Subjektivitas Bentuk Antik
Aliran tersebut lahir sebelum revolusi ondustri dan
dengan tokoh-tokoh dari para filsuf atau pemikir yang ulung. Tokoh aliran ini
adalah:
a) Plato, hidup kurang lebih 427-437 SM, dengan
ajarannya Trichotomi, yang mengatakan bahwa individu mempunyai tiga kemampuan
psikis yakni kemampuan pikiran, kemampuan perasaan, dan kemampuan kehendak.
Kemampuan-kemampuan psikis individu tersebut akan menentukan menjadi apa ia
kelak di dalam kehidupannya.
b) Aristoteles,
hidup kurang lebih di tahun 384-323 SM, dengan ajarannya Dichotomi yang
menjelaskan bahwa individu mempunyai kemampuan kecerdasan dan kemampuan
kemauan. Kedua kemampuan tersebut terefleksi dalam tingkah laku individu
sehari-hari.
c) Meng Tze, hidup kurang lebih di tahun 372-280 SM, dengan ajarannya
dorongan sosial. Ajaran ini menerangkan bahwa individu mempunyai empat dorongan
sosial, yakni kebaikan, kebenaran, keadilan, dan kebijaksanaan, di mana pada dasarnya
tingkah laku individu adalah tingkah laku yang baik. Apabila ada penyimpangan
dari tingkah laku individu hal ini disebabkan oleh faktor-faktor eksternal
individu yang bersangkutan.
2. Aliran Subjektivisme
bentuk Modern
Aliran tersebut berubah setelah revolusi industri,
meskipun dasar filosofis aliran ini adalah tetap faktor psikologis individu.
Perbedaannya adalah aliran bentuk subjektivisme bentuk modern telah menunjukkan
adanya kebutuhan individu (interest) yang harus dipenuhi oleh masyarakat sekitar
individu dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh aliran ini adalah:
a)
Macheavelli, hidup kurang lebih pada
tahun 1469-1527 M. Ajarannya bahwa pemimpin hendaknya dicintai dan ditakuti,
karena pemimpin adalah orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhan (interest)
dari yang dipimpin.
b)
Thomas Hobbes, hidup kurang lebih
pada tahun 1588-1679, dengan ajarannya bellum
ommum contra omnes, artinya peperangan sama lawan semua dalam rangka
individu memenuhi kebutuhan (interest) bagi dirinya sendiri.
c) John
Stuart Mill, hidup kurang lebih pada tahun 1796-1873, dengan ajarannya
bahwa kodrat manusia adalah manusia dikuasai oleh dorongan untuk mementingkan
dirinya sendiri, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun menyendiri. Dasar
pokok dari tingkah laku individu adalah egoisme yakni mementingkan diri
sendiri, dan hedonisme artinya mementingkan kesenangan sendiri (pleasure).
B.
Aliran Objektivisme
Aliran ini menekankan determinasi faktor eksternal
individu/faktor sosiologi individu dalam upaya menerangkan tingkah laku
individu. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain:
1) Sjang
Tze, ajaran yang terkenal adalah pentingnya berbagai upaya dalam rangka
menegendalikan tingkah laku individu dalam kehidupan sehari-hari. Seperti
pemberian contoh-contoh yang baik dari guru/pemimpin/orang tua, norma-norma
kesusilaan, norma-norma hukum, upacara-upacara sakral/keagamaan secara disiplin
dan hadiah. Tujuannya adalah agar individu bertingkah laku yang baik dan takut
bertingkah laku yang kurang baik.
2) Quintilianur,
ajarannya yang pokok adalah perkaya peranan masyarakat bagi pembentukan
kepribadian individu melalui pendidikan. Oleh karena itu, pada proses
pendidikan perlu ditanamkan hal-hal yang bersifat kemasyarakatan seperti
norma-norma sosial, sikap sosial, adat kebiasaan, mores, taboes, dan lain-lain.
3) John
Lock, ajarannya yang terkenal adalah tabularasa, artinya pada dasarnya
manusia itu baik dan menjadi apa ia kelak tergantung pada pendidik atau
masyarakatnya, melalui proses pemberian pengalaman pada individu tersebut.
Ajaran ini dikenal pula dengan ajaran empirisme
yakni ajaran yang mementingkan peranan pengalaman dalam pembentukan
kepribadian/tingkah laku individu.
4)
Radcliffe Brown, ia menerangkan
bahwa sesungguhnya timbul harapan bersam auntuk berbuat sesuai dengan
norma-norma sosial yang ada dalam masyarakat dalam kehidupan bersama. Mereka
yang berbuat sesuai norma-norma sosial akan diberikan ganjaran seperti
dihormati, sedangkan mereka yang melanggar norma sosial akan memperoleh
hukuman.
C.
Aliran Historis
Aliran historis berbeda dengan dengan aliran
subjektivisme dan aliran objekti
visme sebelumnya. Perbedaanya adalah bahwa aliran ini
terletak adanya hubungan/asosiasi sosial yang ada dalam kehidupan individu dan
mayarakatnya. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain:
1) Heiracleitos,
ajarannya adalah Panta Rhei artinya sungai tidak pernah berhenti. Yang
dimaksudkan tingkah laku individu mempunyai hubungan dengan orangtuanya
walaupun ada pengaruh dari pihak luar, sehingga individu telah mengalami
perubahan dalam tingkah lakunya.
2) Ibn
Khaldun, menurut Ibn Khaldun, masyarakat terbagi menjadi dua macam,
yaitu:
a. Masyarakat
pengembara/nomadia, yaitu pada masyarakat pengembara terdapat kehidupan
yang dihargai oleh kekuasaan hubungan pihak luar yang lebih kuat karena setiap
individu dari masyarakat pengembara selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya
sehingga group morals (moral
kelompok) masyarakat pengembara sangat rendah
b. Masyarakat
menetap/sedentary, yaitu kehidupan masyarakat dikuasai oleh
kesetiakawanan yang tinggi sehingga setiap individu dari masyarakat menetap,
mempunyai hubungan yang kuat dengan lingkungannya secar timbal balik seperti
individu menciptakan norma-norma masyarakat guna kepentingan kehidupan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar