Gangguan
kepribadian narsisistik adalah salah satu gangguan kepribadian yang termasuk
juga dalam kelompok dramatik/eratik. Orang-orang dengan gangguan kepribadian
narsisistik memiliki pandangan berlebihan mengenai keunikan dan kemampuan
mereka; mereka terfokus dengan berbagai fantasi keberhasilan besar. Untuk
mengatakan bahwa mereka berpusat pada diri sendiri adalah pernyataan yang
understatement. Mereka menghendaki perhatian dan pemujaan berlebihan yang
hampir tanpa henti dan yakin bahwa mereka hanya dapat dimengerti oleh
orang-orang yang istimewa atau memiliki status tinggi. Hubungan interpersonal
mereka terhambat karena kurangnya empati, perasaan iri dan arogansi, dan
memanfaatkan orang lain serta perasaan bahwa mereka berhak mendapatkan segala
sesuatu—mereka menghendaki orang lain melakukan sesuatu yang istimewa untuk
mereka tanpa perlu dibalas. Tidak pernah berhenti mencari perhatian dan
pemujaan, kepribadian narsisistik sangat sensitif terhadap kritik dan sangat
takut pada kegagalan. Kadang mereka mencari orang yang dapat mereka idealkan
karena mereka merasa kecewa pada diri sendiri, namun secara umum mereka tidak
mengizinkan siapa pun memiliki hubungan dekat yang tulus dengan mereka.
Hubungan pribadi mereka hanya sedikit dan dangkal; bila orang lain sedikit saja
kurang memenuhi harapan mereka yang
tidak realistis, mereka yang mengalami gangguan kepribadian narsisistik
(seperti halnya mereka yang mengalami gangguan kepribadian ambang) menjadi
marah dan menyingkirkan orang tersebut. Orang-orang yang mengalami gangguan ini
memiliki kemiskinan kehidupan dalam diri karena, terlepas dari pengagungan diri
sendiri, mereka sebenarnya menganggap diri mereka sangat kerdil.
Kriteria Gangguan
Kepribadian Narsisistik dalm DSM-IV-TR
- · Pandangan yang dibesar-besarkan mengenai pentingnya diri sendiri, arogansi
- · Terfokus pada keberhasilan, kecerdasan, kecantikan diri
- · Kebutuhan ekstrem untuk dipuja
- · Perasaan kuat bahwa mereka berhak mendapatkan segala sesuatu
- · Kecenderungan memanfaatkan orang lain
- · Iri pada orang lain
Etiologi Gangguan
Kepribadian Narsisitik
Diagnosis
gangguan kepribadian narsisistik bermula dalam berbagai artikel psikoanalis
modern. Banyak ahli klinis yang berorientasi psikoanalis menganggapnya sebagai
produk era dan sistem nilai masa kini orang yang mengalami gangguan ini dari
luar tampak memiliki perasaan luar biasa akan pentingnya dirinya, sepenuhnya
terserap ke dalam dirinya sendiri, dan fantasi tentang keberhasilan tanpa
batas, namun, demikian, diteorikan, karakteristik tersebut merupakan topeng
bagi harga dirinya yang sangat rapuh. Menurut Kohut, diri muncul di awal
kehidupan sebagai suatu struktur bipolar dengan grandiosa yang tidak matang di
satu kutub dan idealisasi berlebihan terhadap orang lain yang bersifat tergantung di kutub
lainnya. Kegagalan untuk mengembangkan harga diri yang sehat terjadi bila orang
tua tidak merespons dengan baik kompetensi yang ditunjukkan anak-anak mereka;
yaitu, si anak tidak dihargai berdasarkan makna dirinya sendiri. Namun dihargai
sebagai alat untuk membangun harga diri orang tua. Bila orang tua merespons
anaknya dengan penghargaan, kehangatan, dan empati, mereka menumbuhkan rasa
makna diri yang normal dan harga diri yang normal dan harga diri yang sehat
pada si anak. Namun, bila orang tua memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan
bukannya secara langsung menghargai anak mereka, akibatnya menurut Kohut, dapat
berupa terbentuknya kepribadian narsisistik.
“Seorang gadis kecil pulang dari
sekolahnya, sangat ingin menceritakan
kepada ibunya mengenai beberapa keberhasilan besar. Namun, sang ibu, alih-alih
mendengarkan dengan rasa bangga, mengalihkan percakapan si anak ke dirinya
sendiri (dan) mulai bercerita tentang keberhasilannya sendiri yang menutupi
keberhasilan gadis kecilnya (Kohut & Woolf, 1978)”
Anak-anak yang diabaikan dengan
cara ini tidak mengembangkan harga diri yang terinternalisasi dan sehat serta
sulit menerima berbagai kekurangan mereka. Mereka berkembang menjadi orang
dengan kepribadian narsisistik, berjuang untuk melambungkan rasa diri mereka
dengan mengejar cinta dan penghargaan dari orang lain tanpa henti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar