Pages

Sabtu, 26 September 2015

GANGGUAN KEPRIBADIAN NARSISISTIK




Gangguan kepribadian narsisistik adalah salah satu gangguan kepribadian yang termasuk juga dalam kelompok dramatik/eratik. Orang-orang dengan gangguan kepribadian narsisistik memiliki pandangan berlebihan mengenai keunikan dan kemampuan mereka; mereka terfokus dengan berbagai fantasi keberhasilan besar. Untuk mengatakan bahwa mereka berpusat pada diri sendiri adalah pernyataan yang understatement. Mereka menghendaki perhatian dan pemujaan berlebihan yang hampir tanpa henti dan yakin bahwa mereka hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang istimewa atau memiliki status tinggi. Hubungan interpersonal mereka terhambat karena kurangnya empati, perasaan iri dan arogansi, dan memanfaatkan orang lain serta perasaan bahwa mereka berhak mendapatkan segala sesuatu—mereka menghendaki orang lain melakukan sesuatu yang istimewa untuk mereka tanpa perlu dibalas. Tidak pernah berhenti mencari perhatian dan pemujaan, kepribadian narsisistik sangat sensitif terhadap kritik dan sangat takut pada kegagalan. Kadang mereka mencari orang yang dapat mereka idealkan karena mereka merasa kecewa pada diri sendiri, namun secara umum mereka tidak mengizinkan siapa pun memiliki hubungan dekat yang tulus dengan mereka. Hubungan pribadi mereka hanya sedikit dan dangkal; bila orang lain sedikit saja kurang memenuhi harapan mereka yang  tidak realistis, mereka yang mengalami gangguan kepribadian narsisistik (seperti halnya mereka yang mengalami gangguan kepribadian ambang) menjadi marah dan menyingkirkan orang tersebut. Orang-orang yang mengalami gangguan ini memiliki kemiskinan kehidupan dalam diri karena, terlepas dari pengagungan diri sendiri, mereka sebenarnya menganggap diri mereka sangat kerdil.
Kriteria Gangguan Kepribadian Narsisistik dalm DSM-IV-TR
  • ·         Pandangan yang dibesar-besarkan mengenai pentingnya diri sendiri, arogansi
  • ·         Terfokus pada keberhasilan, kecerdasan, kecantikan diri
  • ·         Kebutuhan ekstrem untuk dipuja
  • ·         Perasaan kuat bahwa mereka berhak mendapatkan segala sesuatu
  • ·         Kecenderungan memanfaatkan orang lain
  • ·         Iri pada orang lain

Etiologi Gangguan Kepribadian Narsisitik
Diagnosis gangguan kepribadian narsisistik bermula dalam berbagai artikel psikoanalis modern. Banyak ahli klinis yang berorientasi psikoanalis menganggapnya sebagai produk era dan sistem nilai masa kini orang yang mengalami gangguan ini dari luar tampak memiliki perasaan luar biasa akan pentingnya dirinya, sepenuhnya terserap ke dalam dirinya sendiri, dan fantasi tentang keberhasilan tanpa batas, namun, demikian, diteorikan, karakteristik tersebut merupakan topeng bagi harga dirinya yang sangat rapuh. Menurut Kohut, diri muncul di awal kehidupan sebagai suatu struktur bipolar dengan grandiosa yang tidak matang di satu kutub dan idealisasi berlebihan terhadap  orang lain yang bersifat tergantung di kutub lainnya. Kegagalan untuk mengembangkan harga diri yang sehat terjadi bila orang tua tidak merespons dengan baik kompetensi yang ditunjukkan anak-anak mereka; yaitu, si anak tidak dihargai berdasarkan makna dirinya sendiri. Namun dihargai sebagai alat untuk membangun harga diri orang tua. Bila orang tua merespons anaknya dengan penghargaan, kehangatan, dan empati, mereka menumbuhkan rasa makna diri yang normal dan harga diri yang normal dan harga diri yang sehat pada si anak. Namun, bila orang tua memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan bukannya secara langsung menghargai anak mereka, akibatnya menurut Kohut, dapat berupa terbentuknya kepribadian narsisistik.
Seorang gadis kecil pulang dari sekolahnya,  sangat ingin menceritakan kepada ibunya mengenai beberapa keberhasilan besar. Namun, sang ibu, alih-alih mendengarkan dengan rasa bangga, mengalihkan percakapan si anak ke dirinya sendiri (dan) mulai bercerita tentang keberhasilannya sendiri yang menutupi keberhasilan gadis kecilnya (Kohut & Woolf, 1978)”
Anak-anak yang diabaikan dengan cara ini tidak mengembangkan harga diri yang terinternalisasi dan sehat serta sulit menerima berbagai kekurangan mereka. Mereka berkembang menjadi orang dengan kepribadian narsisistik, berjuang untuk melambungkan rasa diri mereka dengan mengejar cinta dan penghargaan dari orang lain tanpa henti.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar